Tips Mengajar Sesuai Kepribadian Anak

“Untuk mengajar seseorang, kita harus mengenalinya dan memahami kepribadiannya, sehingga kita dapat menemukan cara terbaik untuk menyampaikan pelajaran yang sesuai dengan gaya belajar mereka.”

Unknown

“Jangan mencoba untuk mengajar semua siswa dengan cara yang sama, karena setiap siswa memiliki kepribadian yang berbeda dan memerlukan pendekatan yang berbeda.”

Unknown

Apa Pentingnya Mengetahui Kepribadian Anak Sebelum Mengajar?

Mengetahui kepribadian anak sangat penting karena proses mengajar memerlukan interaksi dengan anak.

Jika orang tua atau guru tidak mengenal kepribadian anak, maka tidak dapat membangun hubungan yang baik dengan anak sehingga dapat menyebabkan hubungan yang buruk.

Mengenal kepribadian anak dapat membantu orang tua dalam membangun hubungan yang baik dengan anak, sehingga dapat membuat anak merasa dihargai, diterima, dan diakui.

Selain itu, mengenal kepribadian anak dapat membantu guru maupun orang tua dalam mengatasi masalah belajar yang dihadapi anak.

Tentunya, dengan mengenal kepribadian anak, orang tua dan guru dapat memberikan metode pengajaran yang sesuai dengan minat dan bakat anak sehingga dapat membantu dalam pengembangan potensi anak.

“Mengajar sesuai dengan kepribadian siswa adalah seperti memberikan mereka kunci untuk membuka pintu menuju pengetahuan yang mereka butuhkan.”

Unknown

“Mengajar sesuai dengan kepribadian siswa adalah seperti memberikan mereka kesempatan untuk mengejar potensi mereka sepenuhnya.” – Unknown

Apa itu Kepribadian?

Kepribadian adalah kumpulan sifat-sifat yang menentukan cara seseorang berinteraksi dengan dunia sekitarnya.

Sifat-sifat ini mencakup kepercayaan, emosi, perasaan, perhatian, dan perilaku yang unik dan stabil dari seseorang.

Kepribadian juga menentukan cara seseorang merespons lingkungannya dan bagaimana ia mengatasi masalah-masalah dalam hidupnya.

Kepribadian dapat dibentuk oleh faktor-faktor biologis, sosial, dan lingkungan, dan dapat berubah sepanjang hidup seseorang.

Oleh karena itu, kepribadian adalah sesuatu yang kompleks dan unik untuk setiap individu, sehingga tidak ada satu cara yang pasti untuk mempelajarinya.

Jenis-Jenis Kepribadian

Kepribadian ditentukan oleh otak dan faktor-faktor lain seperti lingkungan, pengalaman, dan interaksi sosial.

Otak berperan dalam mengatur emosi, perasaan, pikiran, dan tindakan seseorang.

Lingkungan seperti keluarga, pendidikan, teman sebaya dan media juga berpengaruh terhadap kepribadian. Contohnya, anak yang dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang konservatif dan tradisional akan cenderung memiliki kepribadian yang lebih konservatif dan tradisional.

  1. Pendidikan: Lingkungan pendidikan dapat mempengaruhi kepribadian seseorang melalui pembelajaran nilai-nilai, norma-norma, dan perilaku yang diajarkan. Contohnya, anak yang dibesarkan dalam lingkungan sekolah yang mengutamakan disiplin dan kerja keras akan cenderung memiliki kepribadian yang lebih teratur dan tertata.
  2. Keluarga: Lingkungan keluarga dapat mempengaruhi kepribadian seseorang melalui interaksi dengan orang tua dan saudara. Contohnya, anak yang dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang konservatif dan tradisional akan cenderung memiliki kepribadian yang lebih konservatif dan tradisional.
  3. Teman sebaya: Lingkungan teman sebaya dapat mempengaruhi kepribadian seseorang melalui interaksi dan pengaruh grup. Contohnya, seseorang yang berinteraksi dengan teman yang mengutamakan keragaman dan toleransi akan cenderung memiliki kepribadian yang lebih terbuka dan toleran.
  4. Media: Lingkungan media dapat mempengaruhi kepribadian seseorang

Pengalaman seperti keberhasilan, kegagalan, pekerjaan, dan perencanaan masa depan juga berpengaruh terhadap kepribadian. Contohnya:

  • Pengalaman keberhasilan dapat mempengaruhi kepribadian seseorang dengan cara meningkatkan rasa percaya diri dan keyakinan diri.
  • Pengalaman kegagalan dapat mempengaruhi kepribadian seseorang dengan cara meningkatkan pembelajaran dari kesalahan dan keterampilan adaptasi.
  • Pengalaman merencanakan masa depan dapat mempengaruhi kepribadian seseorang dengan cara meningkatkan kesadaran akan tujuan dan ambisi.
  • Pengalaman kerja dapat mempengaruhi kepribadian seseorang dengan cara meningkatkan keterampilan, pengetahuan, dan sikap kerja.
Baca Juga:  Guru Les Privat Humoris Favorit Siswa

pengalaman sosial dapat mempengaruhi kepribadian seseorang dengan cara meningkatkan empati, sosialisasi, dan keterampilan interaksi sosial. Selain itu, Pengalaman keberhasilan dapat mempengaruhi kepribadian seseorang dengan cara meningkatkan rasa percaya diri dan keyakinan diri.

kepribadian seseorang tidak hanya ditentukan oleh otak saja, tapi juga oleh faktor-faktor lain seperti lingkungan, pengalaman, dan interaksi sosial. Kepribadian seseorang juga dapat berubah dan berkembang seiring dengan perkembangan otak dan pengalaman hidup.

Penelitian ilmu pengetahuan modern seperti neurosains dan genetika telah memberikan bukti bahwa otak memegang peran penting dalam perkembangan kepribadian seseorang.

Beberapa area otak yang berperan dalam pembentukan kepribadian, di antaranya:

  1. Prefrontal Cortex: Area ini terletak di depan lobus frontal otak dan terlibat dalam pengambilan keputusan, perencanaan, dan kontrol perilaku.
  2. Limbic System: Sistem ini terdiri dari beberapa area otak seperti hipotalamus, amigdala, dan hipokampus yang terlibat dalam pengaturan emosi dan memori emosional.
  3. Basal Ganglia: Sistem ini terdiri dari beberapa area otak seperti putamen dan globus pallidus yang terlibat dalam pengaturan motilitas dan perilaku.
  4. Paralimbic System: Sistem ini terdiri dari beberapa area otak seperti anterior cingulate cortex, insula, dan posterior cingulate cortex yang terlibat dalam pengaturan emosi, empati, dan persepsi sosial.
  5. Temporoparietal Junction (TPJ): Area ini terletak di daerah temporal dan parietal otak yang terlibat dalam pengaturan persepsi sosial, empati, dan teori pikiran.

Semua area ini bekerja secara terintegrasi dan saling berhubungan untuk membentuk pola kepribadian yang unik dan kompleks dari setiap individu. Namun, perlu diingat bahwa kepribadian juga dipengaruhi oleh faktor-faktor biologis, sosial, dan lingkungan.

Beberapa area otak yang berperan dalam pembentukan kepribadian diantaranya:

  • Neokorteks kiri: Turut berperan dalam faktor kecerdasan/karakter kepribadian THINKING. Neokorteks kiri terutama terlibat dalam fungsi-fungsi yang berkaitan dengan bahasa dan logika, seperti pemecahan masalah matematis dan analisis verbal. Neokorteks kiri juga terlibat dalam pemrosesan informasi verbal dan mengontrol kontrol motor kiri tubuh.
  • Neokorteks kanan: Turut berperan dalam faktor kecerdasan/karakter kepribadian INTUITING. Neokorteks kanan terutama terlibat dalam fungsi-fungsi yang berkaitan dengan persepsi visual dan spasial, seperti pemrosesan informasi visual, navigasi, dan pemecahan masalah yang berkaitan dengan gambar dan bentuk. Neokorteks kanan juga terlibat dalam pengontrol kontrol motor kanan tubuh.
  • Limbik kiri: Turut berperan dalam faktor kecerdasan/karakter kepribadian SENSING. Limbik kiri terutama terlibat dalam pengaturan emosi yang positif seperti kebahagiaan dan kepuasan. Limbik kiri juga terlibat dalam pengaturan respon yang berkaitan dengan kesenangan, seperti makan, minum, dan seks.
  • Limbik kanan: Turut berperan dalam faktor kecerdasan/karakter kepribadian FEELING. Limbik kanan terutama terlibat dalam pengaturan emosi yang negatif seperti kemarahan, ketakutan, dan cemas. Limbik kanan juga terlibat dalam pengaturan respon yang berkaitan dengan perasaan tidak aman seperti menghindari bahaya atau melarikan diri.
  • Hipotalamus: area ini berperan dalam mengatur emosi dan perilaku sosial
  • Korteks praseptal: area ini berperan dalam pengaturan emosi dan tindakan yang berkaitan dengan emosi
  • Lobus frontal: area ini berperan dalam pengambilan keputusan, kontrol impuls, dan perkembangan kepribadian
  • Sistem limbik: area ini berperan dalam pengaturan emosi, perasaan, dan memori emosional
  • Otak belakang: area ini berperan dalam pengaturan impuls, refleks, dan tindakan dasar
Baca Juga:  INTJ's Strengths and Potential

Namun perlu diingat bahwa kepribadian seseorang tidak hanya ditentukan oleh otak saja, tapi juga oleh faktor-faktor lain seperti lingkungan, pengalaman, dan interaksi sosial. Kepribadian seseorang juga dapat berubah dan berkembang seiring dengan perkembangan otak dan pengalaman hidup.

Apa Saja Jenis-Jenis Kepribadian?

Beberapa teori yang umum digunakan untuk mengklasifikasikan kepribadian seseorang antara lain:

  1. Teori Big Five: menyatakan bahwa kepribadian dapat digambarkan dengan lima dimensi utama, yaitu keekstroversi, keagaman, kepematangan, kebijaksanaan dan kekestabilan emosional.
  2. Teori Myers-Briggs: mengklasifikasikan kepribadian seseorang berdasarkan empat dimensi, yaitu: perceiving vs judging, introverted vs extraverted, sensing vs intuition, dan thinking vs feeling.
  3. Teori Enneagram: mengklasifikasikan kepribadian seseorang menjadi sembilan tipe yang berbeda: Perfectionist, Helper, Achiever, Individualist, Investigator, Loyalist, Enthusiast, Challenger, dan Peacemaker.
  4. Teori Kepribadian MBTI (Myers-Briggs Type Indicator) yang mengelompokkan kepribadian seseorang menjadi 16 tipe yang berbeda
  5. Teori Disc, yang mengelompokkan kepribadian seseorang menjadi 4 tipe yang berbeda: Dominance, Influence, Steadiness, dan Conscientiousness.
  6. Teori Type A dan Type B : mengklasifikasikan kepribadian seseorang menjadi dua tipe yaitu Type A yang cenderung ambisius, agresif, dan cepat merasa tidak puas dan Type B yang cenderung santai, tidak terlalu ambisius dan mudah merasa puas.

Itu hanyalah beberapa contoh teori kepribadian yang umum digunakan, perlu diingat bahwa setiap individu unik dan tidak dapat dikelompokkan hanya dengan satu teori saja.

Teori Big Five

Teori Big Five atau Five Factor Model (FFM) adalah salah satu teori kepribadian yang paling umum digunakan dalam psikologi. Teori ini menyatakan bahwa kepribadian dapat digambarkan dengan lima dimensi utama, yaitu:

  1. Keekstroversi: mengukur tingkat keinginan seseorang untuk berinteraksi dengan orang lain, tingkat aktivitas, dan tingkat energi. Orang yang ekstrovert cenderung lebih suka berinteraksi dengan orang lain, lebih aktif, dan lebih energik.
  2. Keagaman: mengukur tingkat keinginan seseorang untuk mengejar tujuan, mengambil risiko, dan mengejar kesuksesan. Orang yang agam cenderung lebih ambisius, lebih berani mengambil risiko, dan lebih berusaha untuk mencapai kesuksesan.
  3. Kepematangan: mengukur tingkat stabilitas emosional, kedewasaan, dan kontrol diri seseorang. Orang yang matang cenderung lebih stabil emosional, lebih dewasa, dan lebih mampu mengontrol diri.
  4. Kebijaksanaan: mengukur tingkat keinginan seseorang untuk belajar, mencari informasi, dan mengejar keterampilan. Orang yang bijak cenderung lebih tertarik untuk belajar, lebih suka mencari informasi, dan lebih berusaha untuk meningkatkan keterampilan.
  5. Kekestabilan emosional: mengukur tingkat stabilitas emosional seseorang, yaitu seberapa sering seseorang merasa khawatir, cemas, atau tertekan. Orang yang stabil emosional cenderung lebih jarang merasa khawatir, cemas, atau tertekan.

Teori Big Five ini menyatakan bahwa setiap orang memiliki tingkat keekstroversi, keagaman, kepematangan, kebijaksanaan, dan kekestabilan emosional yang berbeda-beda, dan bahwa tingkat-tingkat ini dapat digunakan untuk menggambarkan kepribadian seseorang secara keseluruhan

Teori Myers-Briggs

Teori Myers-Briggs adalah salah satu teori kepribadian yang populer dan digunakan dalam psikologi. Teori ini didasarkan pada karya Carl Jung yang menyatakan bahwa setiap orang memiliki cara pandang yang berbeda-beda dalam memahami dan bereaksi terhadap dunia.

Baca Juga:  Waspadai 3 Kegagalan Guru yang Sering Terjadi

Teori ini mengklasifikasikan kepribadian seseorang berdasarkan empat dimensi yaitu:

  • Perceiving vs Judging: mengukur seberapa sering seseorang cenderung mengambil informasi dari lingkungan (perceiving) atau mengevaluasi dan menyimpulkan informasi (judging).
  • Introverted vs Extraverted: mengukur seberapa sering seseorang cenderung mengarahkan energi dan perhatian ke dalam diri sendiri (introverted) atau ke luar (extraverted).
  • Sensing vs Intuition: mengukur seberapa sering seseorang cenderung mengandalkan pada pengalaman dan fakta yang diketahui (sensing) atau mengandalkan pada interpretasi dan hipotesis (intuition).
  • Thinking vs Feeling: mengukur seberapa sering seseorang cenderung mengambil keputusan berdasarkan logika dan analisis (thinking) atau berdasarkan emosi dan perasaan (feeling).

Dari empat dimensi tersebut, setiap individu akan memiliki kombinasi yang unik dan menentukan tipe kepribadian mereka. Ada 16 tipe kepribadian yang dihasilkan dari kombinasi empat dimensi tersebut, yaitu: ISTJ, ISFJ, INFJ, INTJ, ISTP, ISFP, INFP, INTP, ESTJ, ESFJ, ENFJ, ENTJ, ESTP, ESFP, ENFP, dan ENTP.

Teori Myers-Briggs dianggap sangat berguna dalam meningkatkan pemahaman diri dan memahami perbedaan antar individu. Namun perlu diingat teori ini bukanlah alat yang dapat digunakan untuk mengklasifikasikan seseorang secara pasti atau menyimpulkan karakteristik seseorang

Teori Enneagram

Bagaimana Cara Mengetahui Jenis Kepribadian Anak?

Ada beberapa cara untuk mengetahui jenis kepribadian anak, diantaranya:

  • Melakukan tes kepribadian: Tes kepribadian dapat digunakan untuk mengetahui jenis kepribadian anak, seperti tes Myers-Briggs atau tes DISC. Namun perlu diingat bahwa tes kepribadian hanya sebagai panduan saja dan tidak dapat menjelaskan secara pasti jenis kepribadian anak.
  • Observasi: Anda dapat melakukan observasi terhadap anak anda, seperti bagaimana dia bersikap, berperilaku, dan mengekspresikan perasaannya.
  • Menanyakan pada anak: Dapat menanyakan pada anak tentang bagaimana dia merasa, apa yang dia sukai, dan apa yang dia tidak sukai.
  • Melakukan diskusi dengan guru: Diskusikan dengan guru anak anda, guru seringkali dapat memberikan gambaran yang lebih baik tentang kepribadian anak anda.
  • Memperhatikan interaksi sosial: Perhatikan bagaimana anak anda berinteraksi dengan orang lain, apakah dia cenderung introvert atau ekstrovert, apakah dia cenderung mengambil risiko atau lebih berhati-hati.

Jenis kepribadian anak tidak selalu statis, tetapi dapat berubah dan berkembang seiring dengan perkembangan fisik dan emosional anak. Oleh karena itu, mengenal kepribadian anak merupakan proses yang berkelanjutan dan bukan sesuatu yang sekali saja dilakukan.

Insan Cerdas
Latest posts by Insan Cerdas (see all)
Scroll to Top