Faktor Pembentuk Kepribadian Anak

Apa itu Kepribadian?

Kepribadian adalah kumpulan karakteristik yang menentukan cara seseorang merespon dan berinteraksi dengan lingkungannya.

Kepribadian dapat digambarkan dengan menggunakan berbagai teori, seperti teori traitis, teori psikoanalisis, teori interaksi sosial, dan teori perkembangan.

Kepribadian juga dapat dinilai dengan menggunakan tes kepribadian yang digunakan untuk mengevaluasi karakteristik individu seperti kepribadian Big Five, 16PF, dan MBTI.

Apa saja Hal-Hal yang Dapat Membentuk Kepribadian?

Kepribadian seseorang ditentukan oleh berbagai faktor, di antaranya:

  1. Faktor biologis: Kepribadian seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor biologis seperti genetika, hormon, dan perkembangan otak.
  2. Faktor lingkungan: Kepribadian seseorang dapat dipengaruhi oleh lingkungan tempat tinggal, pendidikan, lingkungan kerja, dan lingkungan sosial.
  3. Faktor pengalaman: Kepribadian seseorang dapat dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman yang dialami selama hidup, termasuk pengalaman trauma, keberhasilan, dan kegagalan.
  4. Faktor kultur: Kepribadian seseorang dapat dipengaruhi oleh norma-norma, nilai-nilai, dan budaya yang dianut oleh masyarakat tempat tinggal.
  5. Faktor psikologis: Kepribadian seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor psikologis seperti perkembangan kognitif, emosi, dan sosial.
  6. Faktor media: Kepribadian seseorang dapat dipengaruhi oleh informasi, iklan dan konten yang diterima melalui media seperti televisi, internet, dan surat kabar.

Semua faktor tersebut bekerja secara terintegrasi dan saling berhubungan untuk membentuk kepribadian yang unik dan kompleks.

1. Faktor Biologis

a. Genetika

Pengaruh genetika terhadap kepribadian diyakini memiliki peran penting dalam membentuk kepribadian seseorang. Penelitian-penelitian menunjukkan bahwa genetika dapat mempengaruhi berbagai aspek kepribadian seperti:

  1. Kemarahan dan agresi: Beberapa gen yang dikaitkan dengan perubahan kimia di otak dapat mempengaruhi tingkat kemarahan dan agresi seseorang.
  2. Kemampuan sosial: Beberapa gen dapat mempengaruhi kemampuan seseorang dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain.
  3. Kemampuan emosional: Beberapa gen dapat mempengaruhi bagaimana seseorang merespons emosi dan mengatasi stress.
  4. Kemampuan kognitif: Beberapa gen dapat mempengaruhi kemampuan seseorang dalam belajar, mengingat, dan berpikir.
  5. Kemampuan adaptasi: Beberapa gen dapat mempengaruhi kemampuan seseorang dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan yang berubah.
  6. Determinan untuk perkembangan kepribadian yang kompleks : Beberapa gen dapat mempengaruhi perkembangan karakteristik yang kompleks seperti neurotisme, extraversi, dll

b. Hormon

Hormon dapat mempengaruhi kepribadian seseorang melalui beberapa cara. Beberapa hormon yang dipercaya dapat mempengaruhi kepribadian, di antaranya:

  1. Testosteron: Hormon ini dikaitkan dengan perkembangan karakteristik seperti agresi, dominasi, dan percaya diri.
  2. Estrogen dan progesteron: Hormon ini dikaitkan dengan perkembangan karakteristik seperti empati, komunikasi efektif, dan kepekaan sosial.
  3. Serotonin: Hormon ini dikaitkan dengan perkembangan karakteristik seperti mood stabil, pengendalian impuls, dan perasaan senang.
  4. Dopamin: Hormon ini dikaitkan dengan perkembangan karakteristik seperti motivasi, keinginan untuk berprestasi, dan rasa senang.
  5. Kortisol: Hormon ini dikaitkan dengan perkembangan karakteristik seperti stres, tekanan, dan kecemasan.
  6. Melatonin : Hormon ini dikaitkan dengan perkembangan karakteristik seperti tidur, ritme sirkadian, dll

c. Perkembangan Otak

Perkembangan otak dapat mempengaruhi kepribadian seseorang melalui beberapa cara. Beberapa area otak yang dipercaya terlibat dalam pembentukan kepribadian, di antaranya:

  1. Limbic System: Sistem ini terdiri dari beberapa area otak seperti hipotalamus, amigdala, dan hipokampus yang terlibat dalam pengaturan emosi dan memori emosional.
  2. Prefrontal Cortex: Area ini terletak di depan lobus frontal otak dan terlibat dalam pengambilan keputusan, perencanaan, dan kontrol impuls.
  3. Temporoparietal Junction (TPJ): Area ini terletak di daerah temporal dan parietal otak yang terlibat dalam pengaturan persepsi sosial, empati, dan teori pikiran.
  4. Insula: Area ini terletak di dalam korteks otak dan terlibat dalam pengaturan perasaan diri dan persepsi sosial.
  5. Corpus Callosum: Area ini merupakan jaringan yang menghubungkan antara korteks kiri dan korteks kanan otak dan terlibat dalam komunikasi antarhemisfer otak.

Perkembangan otak yang sehat dan normal akan memungkinkan seseorang untuk mengendalikan emosi dan impuls, membuat perencanaan yang baik, dan memiliki keterampilan sosial yang baik. Namun, perkembangan otak yang tidak sehat atau abnormal dapat mempengaruhi kepribadian seseorang dengan cara yang negatif. Beberapa dampak yang dapat ditimbulkan adalah:

  1. Gangguan emosi: Perkembangan otak yang tidak sehat dapat menyebabkan gangguan emosi seperti depresi, kecemasan, atau skizofrenia.
  2. Gangguan perilaku: Perkembangan otak yang tidak sehat dapat menyebabkan gangguan perilaku seperti ADHD, autisme, atau disleksia.
  3. Gangguan kognitif: Perkembangan otak yang tidak sehat dapat menyebabkan gangguan kognitif seperti gangguan memori, gangguan pembelajaran, atau gangguan perhatian.
  4. Gangguan sosial: Perkembangan otak yang tidak sehat dapat menyebabkan gangguan sosial seperti kesulitan dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain.
  5. Gangguan fisik : Perkembangan otak yang tidak sehat dapat menyebabkan gangguan fisik seperti keterbatasan gerak, kesulitan bicara, atau masalah kesehatan lainnya.
Baca Juga:  Orang Tua ESFP

Itu sebabnya, perkembangan otak yang sehat dan normal sangat penting bagi kesehatan dan kualitas hidup seseorang.

2. Faktor Lingkungan

Contoh pengaruh lingkungan terhadap kepribadian dapat dilihat dari berbagai aspek, di antaranya:

a. Pendidikan

Lingkungan pendidikan dapat mempengaruhi kepribadian seseorang melalui pembelajaran nilai-nilai, norma-norma, dan perilaku yang diajarkan. Contohnya, anak yang dibesarkan dalam lingkungan sekolah yang mengutamakan disiplin dan kerja keras akan cenderung memiliki kepribadian yang lebih teratur dan tertata.

b. Keluarga

Lingkungan keluarga dapat mempengaruhi kepribadian seseorang melalui interaksi dengan orang tua dan saudara. Contohnya, anak yang dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang konservatif dan tradisional akan cenderung memiliki kepribadian yang lebih konservatif dan tradisional.

c. Teman sebaya

Lingkungan teman sebaya dapat mempengaruhi kepribadian seseorang melalui interaksi dan pengaruh grup. Contohnya, seseorang yang berinteraksi dengan teman yang mengutamakan keragaman dan toleransi akan cenderung memiliki kepribadian yang lebih terbuka dan toleran.

Interaksi dengan teman sebaya dapat mempengaruhi bagaimana seseorang melihat dirinya sendiri dan dunia di sekitarnya. Beberapa contoh pengaruh teman sebaya terhadap kepribadian adalah:

  1. Pembentukan identitas: Teman sebaya dapat membantu seseorang dalam membentuk identitas diri mereka, termasuk menentukan gaya hidup, minat, dan nilai-nilai yang dianut.
  2. Pembentukan persepsi diri: Interaksi dengan teman sebaya dapat mempengaruhi bagaimana seseorang melihat dirinya sendiri, termasuk bagaimana dia melihat kemampuan, kecantikan, dan kebahagiaannya.
  3. Pembentukan sikap dan perilaku: Teman sebaya dapat mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang, termasuk menentukan apa yang dianggap baik atau buruk, apa yang dianggap sopan atau tidak sopan, dan apa yang dianggap menarik atau tidak menarik.
  4. Pembentukan norma-norma: Teman sebaya dapat membantu dalam pembentukan norma-norma sosial, termasuk menentukan apa yang dianggap sesuai atau tidak sesuai dengan standar kelompok.
  5. Pembentukan harapan: Teman sebaya dapat mempengaruhi harapan seseorang, termasuk menentukan apa yang dianggap sebagai tujuan yang baik dalam hidup.
  6. Pembentukan self-esteem: Interaksi dengan teman sebaya dapat mempengaruhi bagaimana seseorang melihat dirinya, termasuk bagaimana dia melihat kemampuannya dan nilai-nilai diri.
  7. Pembentukan keterkaitan sosial: Teman sebaya dapat membantu seseorang dalam membentuk keterkaitan sosial yang kuat dengan orang lain, yang dapat mempengaruhi bagaimana dia berinteraksi dengan orang lain di masa depan.

d. Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja dapat mempengaruhi kepribadian seseorang melalui beberapa cara, diantaranya:

  1. Perkembangan keterampilan: Lingkungan kerja yang mendukung dapat membantu individu untuk mengembangkan keterampilan yang diperlukan dalam pekerjaan seperti komunikasi, kerja tim, dan pemecahan masalah. Hal ini dapat memperkuat konsep diri individu dan meningkatkan kepercayaan diri.
  2. Stres: Lingkungan kerja yang menuntut atau konflik dapat menyebabkan stres yang dapat mempengaruhi kesehatan mental dan fisik individu. Stres dapat menyebabkan perubahan dalam emosi, perilaku, dan sikap yang dapat mempengaruhi perkembangan kepribadian.
  3. Pembelajaran: Lingkungan kerja yang menyediakan kesempatan untuk belajar dan tumbuh dapat membantu individu untuk mengembangkan keterampilan baru dan meningkatkan kompetensi. Hal ini dapat meningkatkan konsep diri dan kepercayaan diri individu.
  4. Kepuasan kerja: Lingkungan kerja yang menyenangkan dan memberikan rasa kepuasan dapat membantu individu untuk merasa lebih sejahtera dan merasa diakui. Hal ini dapat mempengaruhi perasaan dan sikap individu terhadap dunia di sekitarnya.
  5. Kultur organisasi: Kultur organisasi yang diterima dalam lingkungan kerja dapat mempengaruhi norma dan nilai yang diakui dan dipraktikkan oleh individu. Hal ini dapat mempengaruhi perkembangan kepribadian individu, termasuk sikap, perilaku, dan keterampilan sosial.

e. Lingkungan Sosial, Politik dan Ekonomi

Lingkungan sosial, kondisi politik, dan kondisi ekonomi dapat mempengaruhi kepribadian seseorang melalui berbagai cara:

  1. Lingkungan sosial: Lingkungan sosial yang ditempati individu dapat mempengaruhi perkembangan kepribadian mereka melalui interaksi sosial, contoh perilaku, dan norma-norma yang diterima. Lingkungan sosial yang kondusif dapat membantu individu untuk berkembang secara positif, sementara lingkungan yang tidak kondusif dapat menghambat perkembangan kepribadian.
  2. Kondisi politik: Kondisi politik dapat mempengaruhi kepribadian seseorang melalui perubahan lingkungan sosial yang disebabkan oleh perubahan politik. Kondisi politik yang stabil dapat membantu individu untuk merasa aman dan merasa diakui, sementara kondisi politik yang tidak stabil dapat menyebabkan ketegangan dan ketidakpastian yang dapat mempengaruhi perkembangan kepribadian.
  3. Kondisi ekonomi: Kondisi ekonomi dapat mempengaruhi kepribadian seseorang melalui perubahan lingkungan sosial yang disebabkan oleh perubahan ekonomi. Kondisi ekonomi yang stabil dapat membantu individu untuk merasa aman dan merasa diakui, sementara kondisi ekonomi yang tidak stabil dapat menyebabkan ketegangan dan ketidakpastian yang dapat mempengaruhi perkembangan kepribadian.

Namun, perlu diingat bahwa lingkungan sosial, kondisi politik, dan kondisi ekonomi hanyalah faktor yang mempengaruhi dari banyak faktor yang membentuk kepribadian seseorang. Faktor lain seperti genetika, perkembangan individu, dan pengalaman individu juga memainkan peran penting dalam membentuk kepribadian.

f. Pengaruh Teknologi

Perkembangan teknologi dapat mempengaruhi kepribadian seseorang melalui berbagai cara. Beberapa di antaranya adalah:

  1. Perubahan interaksi sosial: Teknologi seperti media sosial dan aplikasi chatting memungkinkan individu untuk berinteraksi dengan orang lain dari jarak jauh dan memungkinkan interaksi yang lebih cepat dan mudah. Hal ini dapat mempengaruhi kepribadian individu dengan cara yang tidak sama dengan interaksi sosial secara langsung.
  2. Perubahan pola konsumsi media: Teknologi seperti televisi, internet, dan smartphone memungkinkan individu untuk mengakses berbagai jenis konten media dari mana saja dan kapan saja. Hal ini dapat mempengaruhi pandangan dan sikap individu terhadap dunia di sekitarnya.
  3. Perubahan pola kerja: Teknologi seperti komputer dan internet memungkinkan individu untuk bekerja dari jarak jauh dan memungkinkan mobilitas yang lebih besar. Hal ini dapat mempengaruhi konsep diri individu dan hubungan dengan lingkungan kerja.
  4. Perubahan pola hiburan: Teknologi seperti game konsol dan aplikasi mobile memungkinkan individu untuk mengakses berbagai jenis hiburan dari mana saja dan kapan saja. Hal ini dapat mempengaruhi pandangan dan sikap individu terhadap dunia di sekitarnya dan juga dapat mempengaruhi kesehatan mental dan fisik.
Baca Juga:  Tips Mengajarkan Public Speaking kepada Anak

Namun, perlu diingat bahwa perkembangan teknologi tidak selalu memiliki dampak negatif pada kepribadian. Teknologi juga dapat membantu individu untuk meningkatkan keterampilan sosial, komunikasi, dan kreativitas.Regenera

3. Faktor Pengalaman

Contoh pengaruh pengalaman terhadap kepribadian dapat dilihat dari berbagai aspek, di antaranya:

a. Pengalaman Masa Kecil

Pengalaman masa kecil dapat memiliki pengaruh yang signifikan dalam pembentukan kepribadian seseorang. Beberapa contoh pengaruh pengalaman masa kecil terhadap kepribadian adalah:

  1. Pembentukan persepsi diri: Pengalaman masa kecil dapat mempengaruhi bagaimana seseorang melihat dirinya sendiri, termasuk bagaimana dia melihat kemampuan, kecantikan, dan kebahagiaannya.
  2. Pembentukan sikap dan perilaku: Pengalaman masa kecil dapat mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang, termasuk menentukan apa yang dianggap baik atau buruk, apa yang dianggap sopan atau tidak sopan, dan apa yang dianggap menarik atau tidak menarik.
  3. Pembentukan norma-norma: Pengalaman masa kecil dapat membantu dalam pembentukan norma-norma sosial, termasuk menentukan apa yang dianggap sesuai atau tidak sesuai dengan standar kelompok.
  4. Pembentukan harapan: Pengalaman masa kecil dapat mempengaruhi harapan seseorang, termasuk menentukan apa yang dianggap sebagai tujuan yang baik dalam hidup.
  5. Pembentukan self-esteem: Pengalaman masa kecil dapat mempengaruhi bagaimana seseorang melihat dirinya, termasuk bagaimana dia melihat kemampuannya dan nilai-nilai diri.

b. Pengalaman Keberhasilan

Pengalaman keberhasilan dapat mempengaruhi kepribadian seseorang dengan cara meningkatkan rasa percaya diri dan keyakinan diri.

Keberhasilan dalam menyelesaikan tugas atau mencapai tujuan dapat meningkatkan motivasi individu untuk terus belajar dan mencapai kesuksesan.

Hal ini dapat mempengaruhi perkembangan kepribadian individu dengan cara yang positif.

b. Pengalaman kegagalan

Kegagalan dalam menyelesaikan tugas atau mencapai tujuan dapat menurunkan kepercayaan diri dan motivasi individu. Hal ini dapat membuat individu lebih ragu-ragu dalam mengejar tujuan dan mengambil risiko, yang dapat mempengaruhi perkembangan kepribadian.

Di sisi lain, pengalaman kegagalan juga dapat dapat mempengaruhi kepribadian seseorang dengan cara meningkatkan pembelajaran dari kesalahan dan keterampilan adaptasi.

c. Pengalaman kerja

Pengalaman kerja dapat mempengaruhi kepribadian seseorang dengan cara meningkatkan keterampilan, pengetahuan, dan sikap kerja.

d. Perencanaan Masa Depan

Pengalaman merencanakan masa depan dapat mempengaruhi kepribadian seseorang dengan cara meningkatkan kesadaran akan tujuan dan ambisi.

e. Pengalaman sosial

Pengalaman sosial dapat mempengaruhi kepribadian seseorang dengan cara meningkatkan empati, sosialisasi, dan keterampilan interaksi sosial.

f. Trauma

Pengalaman trauma seperti kekerasan atau kehilangan dapat mempengaruhi kepribadian seseorang dengan cara meningkatkan kecemasan atau depresi.

4. Faktor Kultur

Beberapa faktor kultur yang diyakini mempengaruhi kepribadian adalah:

a. Nilai-nilai

Nilai-nilai yang dianut oleh suatu budaya dapat mempengaruhi bagaimana seseorang melihat dunia dan bagaimana dia berinteraksi dengan orang lain.

Beberapa contoh nilai-nilai yang dapat mempengaruhi kepribadian seseorang yang diterima dalam suatu budaya adalah:

  1. Kehormatan: Nilai-nilai kehormatan dapat mempengaruhi bagaimana seseorang melihat dirinya sendiri dan bagaimana dia dihormati oleh orang lain.
  2. Kejujuran: Nilai-nilai kejujuran dapat mempengaruhi bagaimana seseorang melihat dirinya sendiri dan bagaimana dia dipercayai oleh orang lain.
  3. Kerja keras: Nilai-nilai kerja keras dapat mempengaruhi bagaimana seseorang melihat kesuksesan dan bagaimana dia mengejar tujuannya.
  4. Loyalitas: Nilai-nilai loyalitas dapat mempengaruhi bagaimana seseorang melihat perannya dalam keluarga dan bagaimana dia berinteraksi dengan orang lain.
  5. Solidaritas: Nilai-nilai solidaritas dapat mempengaruhi bagaimana seseorang melihat perannya dalam masyarakat dan bagaimana dia berinteraksi dengan orang lain.
  6. Toleransi: Nilai-nilai toleransi dapat mempengaruhi bagaimana seseorang melihat perbedaan dan bagaimana dia berinteraksi dengan orang lain.
  7. Respek: Nilai-nilai respek dapat mempengaruhi bagaimana seseorang melihat orang lain dan bagaimana dia berinteraksi dengan mereka.
  8. Kebaikan: Nilai-nilai kebaikan dapat mempengaruhi bagaimana seseorang melihat dunia dan bagaimana dia berinteraksi dengan orang lain.

b. Norma-norma

Norma-norma yang diterima dalam suatu budaya dapat mempengaruhi bagaimana seseorang berperilaku dan bagaimana dia dihargai oleh masyarakat.

Beberapa contoh norma-norma yang dapat mempengaruhi kepribadian seseorang yang diterima dalam suatu budaya adalah:

  1. Norma sosial: Norma-norma sosial dapat mempengaruhi bagaimana seseorang berperilaku dan bagaimana dia dihormati oleh masyarakat.
  2. Norma keluarga: Norma-norma keluarga dapat mempengaruhi bagaimana seseorang melihat perannya dalam keluarga dan bagaimana dia berinteraksi dengan anggota keluarga lainnya.
  3. Norma gender: Norma-norma gender dapat mempengaruhi bagaimana seseorang melihat perannya dalam masyarakat dan bagaimana dia berinteraksi dengan orang lain.
  4. Norma agama: Norma-norma agama dapat mempengaruhi bagaimana seseorang melihat dunia dan bagaimana dia mengatasi masalah-masalah hidup.
  5. Norma profesi: Norma-norma profesi dapat mempengaruhi bagaimana seseorang melihat kesuksesan dan bagaimana dia mengejar tujuannya.
  6. Norma etik: Norma-norma etik dapat mempengaruhi bagaimana seseorang melihat perbedaan dan bagaimana dia berinteraksi dengan orang lain.
  7. Norma hukum: Norma-norma hukum dapat mempengaruhi bagaimana seseorang melihat orang lain dan bagaimana dia berinteraksi dengan mereka.
  8. Norma lingkungan : Norma-norma lingkungan dapat mempengaruhi bagaimana seseorang melihat dunia dan bagaimana dia berinteraksi dengan orang lain.
Baca Juga:  Kisah Sukses: Anak-Anak yang Mengubah Hidup Melalui Public Speaking

Selain itu, faktor kultur lain yang dapat mempengaruhi kepribadian diantaranya:

  • Harapan: Harapan yang diterima dalam suatu budaya dapat mempengaruhi bagaimana seseorang melihat masa depannya dan bagaimana dia mengejar tujuannya.
  • Sistem sosial: Sistem sosial yang ada dalam suatu budaya dapat mempengaruhi bagaimana seseorang melihat peranannya dalam masyarakat dan bagaimana dia berinteraksi dengan orang lain.
  • Sistem kepercayaan: Sistem kepercayaan yang ada dalam suatu budaya dapat mempengaruhi bagaimana seseorang melihat dunia dan bagaimana dia mengatasi masalah-masalah hidup.
  • Struktur keluarga: Struktur keluarga yang ada dalam suatu budaya dapat mempengaruhi bagaimana seseorang melihat peranannya dalam keluarga dan bagaimana dia berinteraksi dengan anggota keluarga lainnya.
  • Budaya material : Budaya material dapat mempengaruhi bagaimana seseorang melihat kesuksesan, status sosial, dan standar hidup.
  • Sistem ekonomi: sistem ekonomi suatu budaya dapat mempengaruhi bagaimana seseorang melihat kesempatan kerja dan bagaimana dia mengejar kesuksesan finansial

5. Faktor Psikologis

Faktor psikologis memainkan peran penting dalam pembentukan kepribadian seseorang.

Beberapa faktor psikologis yang diyakini mempengaruhi kepribadian adalah:

a. Peran gender

Peran gender yang diterima seseorang dalam masyarakat dapat mempengaruhi bagaimana dia melihat dirinya dan bagaimana orang lain melihatnya.

b. Kondisi emosional

Kondisi emosional yang di alami seseorang dapat mempengaruhi bagaimana dia melihat dunia dan bagaimana dia berinteraksi dengan orang lain.

Beberapa contoh kondisi emosional yang dapat mempengaruhi kepribadian seseorang adalah:

  1. Depresi: seseorang yang menderita depresi cenderung merasa tidak berharga, tidak bersemangat, dan kehilangan minat dalam aktivitas yang biasanya menyenangkan. Ini dapat mempengaruhi bagaimana dia melihat dunia dan bagaimana dia berinteraksi dengan orang lain.
  2. Kecemasan: seseorang yang menderita kecemasan cenderung merasa cemas, tidak nyaman, dan tidak yakin dalam situasi sosial. Ini dapat mempengaruhi bagaimana dia melihat dunia dan bagaimana dia berinteraksi dengan orang lain.
  3. Stres: seseorang yang mengalami stres cenderung merasa tegang, tidak nyaman, dan kesulitan untuk mengatasi masalah. Ini dapat mempengaruhi bagaimana dia melihat dunia dan bagaimana dia berinteraksi dengan orang lain.
  4. Trauma: seseorang yang mengalami trauma cenderung merasa tertekan, tidak aman, dan tidak stabil emosional. Ini dapat mempengaruhi bagaimana dia melihat dunia dan bagaimana dia berinteraksi dengan orang lain.
  5. Rasa bahagia: seseorang yang merasa bahagia cenderung merasa senang, stabil emosional, dan mudah berinteraksi dengan orang lain. Ini dapat mempengaruhi bagaimana dia melihat dunia dan bagaimana dia berinteraksi dengan orang lain.

c. Sosialisasi

Sosialisasi adalah proses melalui mana individu belajar norma, nilai, dan perilaku dari masyarakat. Proses ini mempengaruhi kepribadian seseorang, termasuk perkembangan kepercayaan diri, empati, dan keterampilan sosial.

Contohnya, sosialisasi primer yang terjadi selama masa kanak-kanak membentuk dasar-dasar kepribadian seseorang, sementara sosialisasi sekunder yang terjadi selama masa remaja dan dewasa dapat memperkuat atau mengubah norma dan nilai yang sudah diterima sebelumnya.

6. Faktor Media

Contoh pengaruh lingkungan media terhadap kepribadian dapat dilihat dari berbagai aspek, di antaranya:

  1. Media sosial: Penggunaan media sosial dapat mempengaruhi kepribadian seseorang dengan cara meningkatkan ketergantungan pada dukungan sosial virtual, perbandingan diri, dan tekanan untuk selalu tampil baik.
  2. Televisi: Penonton televisi dapat mempengaruhi kepribadian seseorang dengan cara meningkatkan konsumsi, persepsi tubuh, dan persepsi sosial yang tidak realistis.
  3. Film: Menonton film dapat mempengaruhi kepribadian seseorang dengan cara meningkatkan persepsi sosial, pemahaman emosi, dan pengambilan risiko.
  4. Musik: Mendengarkan musik dapat mempengaruhi kepribadian seseorang dengan cara meningkatkan emosi, persepsi sosial, dan kreativitas.
  5. Video game: Bermain video game dapat mempengaruhi kepribadian seseorang dengan cara meningkatkan keterampilan problem solving
Insan Cerdas
Latest posts by Insan Cerdas (see all)
Scroll to Top